Indonesia, dalam
perjuangannya menghadapi penjajah pada zaman dahulu tak pernah luput dari
peranan seorang wanita. Cut Nyak Dien, Dewi Sartika, hingga Raden Ajeng Kartini
telah memperjuangkan hak-hak kaum wanita yang pada saat itu tertindas.
Menginginkan kesetaraan pendidikan yang sama dengan kaum lelaki. Adalah bukti
bahwasanya wanita tidak hanya bertugas diwilayah domestik tetapi pun mampu ketika
harus ditugaskan diluar domestik. Dalam konteks ini wanita mampu bekerja
berdampingan dengan laki-laki tanpa menghilangkan perannya sebagai penguasa
domestik didalam keluarga.
Saat ini kita mengenal
istilah emansipasi wanita, dimana kedudukan wanita hampir disetarakan dengan
kedudukan kaum laki-laki. Peranan wanita sangat berpengaruh di era reformasi
seperti sekarang ini. Mengapa saya katakan sangat berpengaruh? Karena
pendidikan karakter seorang anak akan tumbuh dan berkembang berkat peranan
seorang ibu yang memang menjadi pendidik pertama setelah seorang manusia
dilahirkan. Peran wanita sangat vital bagi perkembangan seorang anak manusia,
dimana wanita harus bisa medidik anak-anaknya agar menjadi insan yang unggul
agar kelak menjadi aktor untuk perubahan bangsa ini kearah yang lebih baik.
Tak bisa kita pungkiri
bahwa kesetaraan gender membuat wanita lebih bisa mengoptimalkan perannya dalam
membenahi keadaan bangsa ini. Banyak posisi-posisi strategis dalam pemerintahan
yang diisi oleh seorang wanita. Misalnya saja posisi menteri, anggota dewan,
hingga gubernur, bahkan Indonesia sendiri pernah dipimpin oleh presiden wanita.
Bukan karena krisis laki-laki tetapi dalam hal ini, wanita mampu membuktikan
perannya bahkan untuk wilayah perpolitikan sekalipun.
Lagi-lagi ada pepatah
yang mengatakan tidak ada lelaki hebat, melainkan terdapat pula sosok wanita
hebat dibelakangnya. Kali ini wanita berperan sebagai istri yang mampu menopang
sekaligus membantu sang suami dalam kiprahnya diluar domestik. Bangsa Indonesia
harus mampu menjadi bangsa yang maju dalam segala bidang. Maka tak salah jika
peranan istri ikut berpengaruh sebagai motor penggerak yang harus mampu
menyumbangkan gagasan-gagasan yang hebat untuk perubahan bangsa ini kedepannya.
Maka wanita lagi-lagi tidak hanya bertugas dalam domestik, tetapi pun harus mengembangkan
pikirannya dan mengoptimalkan perannya dengan turut aktif dalam melihat
perkembangan kemajuan bangsa ini melalui berbagai bidang. Entah itu dalam
bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan terutama dalam bidang agama dan
pendidikan.
Di zaman seperti
sekarang ini dimana teknologi telah sebagian penuh menguasai berbagai bidang,
secara tidak langsung pun permasalahan yang akan dihadapi bangsa ini akan
semakin kompleks. Maka tak dipungkiri bahwa wanita harus turut bergerak dan
berperan aktif dalam membenahi kondisi bangsa yang semakin meningkat
problematika permasalahannya. Dalam konteks ini peranan wanita dalam masyarakat
harus ditingkatkan. Kaum wanita yang notabenenya lebih mampu peka terhadap
suatu keadaan akan lebih cepat tanggap dalam melihat suatu kondisi.
Maka dari itu, agar
mampu menjadi wanita yang dapat menorehkan tinta emas dalam sejarah bangsa ini.
Kita harus mempunyai gagasan-gagasan yang baru untuk perubahan bangsa ini
kedepannya. Kita harus menemukan kembali sosok kartini kartini muda dizaman
seperti sekarang ini. Kita harus munculkan kembali semangat kebangsaan yang
tinggi seperti perjuangan Kartini ketika pada zaman dahulu. Kita harus tanamkan
kembali rasa cinta tanah air dan yakin bahwa wanita memiliki pengaruh yang
besar untuk kemajuan bangsa ini. Kita harus meniru para pahlawan-pahlawan
wanita yang sepanjang perjalanan sejarah mengharumkan nama baik kaum wanita
dalam perjuangannya untuk bangsa Indonesia, karena keadaan suatu bangsa
ditentukan oleh kualitas kaum wanita yang ada pada bangsa tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar