Minggu, 08 Juni 2014

Pudarnya Semangat Nasionalisme Pemuda Indonesia



"Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia" (Soekarno)
 Lagi-lagi pemuda yang disebut-sebut. Tak bisa dipungkiri bahwa pemuda adalah tonggak atas kemajuan suatu bangsa. Pahlawan-pahlawan Indonesia terdahulu adalah mereka yang mengaku dirinya seorang pemuda. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pemuda adalah yang berusia muda, yang berjiwa muda, generasi sebelum generasi tua. Sudah menjadi goresan sejarah bahwa Indonesia merdeka berkat golongan orang-orang muda yang mendesak golongan orang-orang tua. Pemuda menjadi cermin peradaban suatu bangsa. Pemuda menjadi tonggak perubahan sebuah negara. Pemuda merupakan garda terdepan dalam suatu peperangan.
Sadarkah kita bahwa Indonesia sedang meradang? Tahukah kita bahwa Indonesia telah sekarat dalam kepemimpinan? Indonesia sedang mengalami sakit yang berkepanjangan dan tak kunjung sembuh. Memang betul bahwa Indonesia merupakan negara kaya dengan sumber daya alamnya yang melimpah ruah. Bahkan tongkat kayu yang ditancapkan diatas tanah Indonesia akan menjadi suatu tanaman. Begitu kayanya Indonesia dengan emasnya, peraknya,  batu baranya, minyak buminya, dan segala kekayaan alam lainnya.
Lalu pertanyaannya mengapa Indonesia bisa mengalami sakit parah yang berkepanjangan? Tidak sejahteranya kehidupan rakyat, kelaparan dimana-mana, anak putus sekolah tersebar dijalanan, goyangnya perekonomian negara oleh para tikus-tikus berdasi yang katanya membela hak rakyat. Siapakah yang patut dipersalahkan atas membaringnya kesakitan Indonesia saat ini? Presiden kah? Pemerintah kah? Para koruptor kah? Atau gembel-gembel disudut-sudut kota yang telah merusak keindahan jalanan? Siapa? Siapa yang patut disalahkan?
“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri” (Soekarno)
Perkataan Sang Proklamator Indonesia pun menyadarkan diri saya akan perjuangan masyarakat Indonesia melawan permasalahan-permasalah yang ditimbulkan oleh bangsanya sendiri. Lahirnya pemimpin-pemimpin karbitan merupakan hal yang lumrah dan terjadi diseluruh lapisan masyarakat Indonesia. Ini merupakan salah satu faktor penyebab meradangnya kesejahteraan Indonesia. Bak duri dalam daging, kecil tapi menyakitkan. Bahkan bisa menimbulkan kematian. Atau memang kesejahteraan di Indonesia sudah mati?.
Kita kembali pada permasalahan siapa yang bertanggung jawab atas kesakitan yang diderita bangsa Indonesia? Jawabannya adalah pemuda. Pemuda lah yang akan menjadi agent of change untuk menyembuhkan sakitnya kesejahteraan di Indonesia. Tapi pertanyaan selanjutnya adalah mengapa kesakitan Indonesia terus menerus memburuk dan nyaris mati padahal  dari tahun ke tahun, dari masa ke masa pemuda pasti lah ada dan menjadi salah satu elemen yang hidup dan nyata. Ada apakah dengan pemuda Indonesia? Atau mungkin disinilah permasalahan sebenarnya? Apakah pemuda merupakan virus dari kesakitan yang diderita bangsa Indonesia? Bisa saja hal itu benar adanya. Semua kemungkinan dapat terjadi. Coba kita tengok kembali permasalahan-permasalahan yang sedang melanda negeri kita tercinta ini. Bobroknya moral pemuda Indonesia menyebabkan permasalah-permasalah selanjutnya seperti maraknya penggunaan narkoba, maraknya seks bebas dikalangan pemuda, hingga kemudian maraknya pencurian yang disebabkan tekanan candu obat-obatan terlarang. Belum lagi kasus pelecehan seksual dikalangan remaja.
Diluar itu semua, Indonesia seperti baik-baik saja. Karena sakit yang diderita adalah sakit kecil yang berkepanjangan dan tak ada obat yang mampu menyembuhkannya. Bagaimana mengobatinya jika yang sakit adalah obat itu sendiri.
Rasa cinta tanah air yang semakin memudar merupakan salah satu sebab mengapa pemuda Indonesia cenderung apatis terhadap bangsanya. Bisa kita buktikan bahwa para pemuda Indonesia saat ini lebih hafal lagu-lagu bangsa lain (k-pop, j-pop) daripada lagu bangsanya sendiri. Bahkan para pemuda Indonesia lebih hafal personil-personil boyband dan girlband dibandingkan para tokoh pejuang, para pahlawan bangsanya sendiri. Bahkan tak menutup kemungkinan lagu kebangsaannya sendiri pun lupa dan tak hafal.
Apa salahnya kita menjadi pelopor untuk sembuhnya kesejahteraan yang sedang sakit ini di Indonesia? Semua berawal dari diri sendiri. Jadilah pemuda yang bangga dengan bangsanya sendiri. Jadilah generasi penerus yang siap menggoreskan sejarah pada dunia. Pemimpin yang hebat adalah pemuda yang mampu mengatakan kesalahan itu salah dan kebenaran itu benar.


Yasimini (Yayan Siti Amyani)
Departemen KASTRAD 2014
KAMMI Kom. UNTIRTA
Kabinet Pengukir Jejak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar