"Beri
aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10
pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia" (Soekarno)
Lagi-lagi pemuda yang
disebut-sebut. Tak bisa dipungkiri bahwa pemuda adalah tonggak atas kemajuan
suatu bangsa. Pahlawan-pahlawan Indonesia terdahulu adalah mereka yang mengaku
dirinya seorang pemuda. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pemuda adalah yang
berusia muda, yang berjiwa muda, generasi sebelum generasi tua. Sudah menjadi
goresan sejarah bahwa Indonesia merdeka berkat golongan orang-orang muda yang
mendesak golongan orang-orang tua. Pemuda menjadi cermin peradaban suatu
bangsa. Pemuda menjadi tonggak perubahan sebuah negara. Pemuda merupakan garda
terdepan dalam suatu peperangan.
Sadarkah kita bahwa Indonesia sedang meradang? Tahukah kita
bahwa Indonesia telah sekarat dalam kepemimpinan? Indonesia sedang mengalami
sakit yang berkepanjangan dan tak kunjung sembuh. Memang betul bahwa Indonesia
merupakan negara kaya dengan sumber daya alamnya yang melimpah ruah. Bahkan
tongkat kayu yang ditancapkan diatas tanah Indonesia akan menjadi suatu
tanaman. Begitu kayanya Indonesia dengan emasnya, peraknya, batu baranya, minyak buminya, dan segala
kekayaan alam lainnya.
Lalu pertanyaannya mengapa Indonesia bisa mengalami sakit
parah yang berkepanjangan? Tidak sejahteranya kehidupan rakyat, kelaparan
dimana-mana, anak putus sekolah tersebar dijalanan, goyangnya perekonomian
negara oleh para tikus-tikus berdasi yang katanya
membela hak rakyat. Siapakah yang patut dipersalahkan atas membaringnya
kesakitan Indonesia saat ini? Presiden kah? Pemerintah kah? Para koruptor kah?
Atau gembel-gembel disudut-sudut kota yang telah merusak keindahan jalanan?
Siapa? Siapa yang patut disalahkan?
“Perjuanganku
lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena
melawan bangsamu sendiri” (Soekarno)
Perkataan Sang Proklamator Indonesia pun menyadarkan diri
saya akan perjuangan masyarakat Indonesia melawan permasalahan-permasalah yang
ditimbulkan oleh bangsanya sendiri. Lahirnya pemimpin-pemimpin karbitan
merupakan hal yang lumrah dan terjadi diseluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Ini merupakan salah satu faktor penyebab meradangnya kesejahteraan Indonesia.
Bak duri dalam daging, kecil tapi menyakitkan. Bahkan bisa menimbulkan
kematian. Atau memang kesejahteraan di Indonesia sudah mati?.
Kita kembali pada permasalahan siapa yang bertanggung jawab
atas kesakitan yang diderita bangsa Indonesia? Jawabannya adalah pemuda. Pemuda
lah yang akan menjadi agent of change untuk
menyembuhkan sakitnya kesejahteraan di Indonesia. Tapi pertanyaan selanjutnya
adalah mengapa kesakitan Indonesia terus menerus memburuk dan nyaris mati
padahal dari tahun ke tahun, dari masa
ke masa pemuda pasti lah ada dan menjadi salah satu elemen yang hidup dan
nyata. Ada apakah dengan pemuda Indonesia? Atau mungkin disinilah permasalahan
sebenarnya? Apakah pemuda merupakan virus dari kesakitan yang diderita bangsa
Indonesia? Bisa saja hal itu benar adanya. Semua kemungkinan dapat terjadi.
Coba kita tengok kembali permasalahan-permasalahan yang sedang melanda negeri
kita tercinta ini. Bobroknya moral pemuda Indonesia menyebabkan permasalah-permasalah
selanjutnya seperti maraknya penggunaan narkoba, maraknya seks bebas dikalangan
pemuda, hingga kemudian maraknya pencurian yang disebabkan tekanan candu
obat-obatan terlarang. Belum lagi kasus pelecehan seksual dikalangan remaja.
Diluar itu semua, Indonesia seperti baik-baik saja. Karena
sakit yang diderita adalah sakit kecil yang berkepanjangan dan tak ada obat
yang mampu menyembuhkannya. Bagaimana mengobatinya jika yang sakit adalah obat
itu sendiri.
Rasa cinta tanah air yang semakin memudar merupakan salah
satu sebab mengapa pemuda Indonesia cenderung apatis terhadap bangsanya. Bisa
kita buktikan bahwa para pemuda Indonesia saat ini lebih hafal lagu-lagu bangsa
lain (k-pop, j-pop) daripada lagu bangsanya sendiri. Bahkan para pemuda
Indonesia lebih hafal personil-personil boyband dan girlband dibandingkan para
tokoh pejuang, para pahlawan bangsanya sendiri. Bahkan tak menutup kemungkinan
lagu kebangsaannya sendiri pun lupa dan tak hafal.
Apa salahnya kita menjadi pelopor untuk sembuhnya
kesejahteraan yang sedang sakit ini di Indonesia? Semua berawal dari diri
sendiri. Jadilah pemuda yang bangga dengan bangsanya sendiri. Jadilah generasi
penerus yang siap menggoreskan sejarah pada dunia. Pemimpin yang hebat adalah
pemuda yang mampu mengatakan kesalahan itu salah dan kebenaran itu benar.
Yasimini (Yayan Siti Amyani)
Departemen KASTRAD 2014
KAMMI Kom. UNTIRTA
Kabinet Pengukir Jejak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar