Kamis, 12 Juni 2014

Perasaan dan nuraniku untuk Valent dan Rafky dalam Novel Lelaki Terindah Karangan Andrei Aksana



Sudah kualami perih karena kehilangan
Sudah kureguk kecewa karena ditinggalkan
Sudah ku didera luka karena dikhianati

Semuanya belum seberapa

Hanya satu derita yang paling menyiksa
Jatuh cinta
Tapi tak bisa memiliki
(Andrei Aksana)

Cinta adalah satu kata yang tak mampu terdefinisikan secara detail oleh setiap nurani yang sedang merasakannya. Cinta pun terkadang aneh, unik, menarik, bahkan terkadang menjadi topik terhangat untuk diperbincangkan. Entahlah cinta itu memiliki makna seperti apa dan bagaimana, karena kehadirannya terkadang membuat bahagia dan terkadang membuat kecewa. Itulah yang saya rasakan ketika membaca novel Lelaki Terindah karangan Andrei Aksana. Satu kata untuk novel ini, keren. Luar biasa indah, unik, dan menarik. Andrei mengemas novel percintaan ini dengan bumbu metamorf yang indah. Setiap kalimat tersusun atas kata-kata kiasan yang begitu banyak membuat pembaca hanyut dan merasakan berbagai perasaan yang berbeda-beda. Mungkin ada yang ketika membaca novel Lelaki Terindah ini merasakan jijik karena dalam novel ini dikisahkan tentang percintaan lelaki dengan lelaki. Akan tetapi, saya merasakan hal yang berbeda ketika membaca novel ini. Novel ini membuat perasaan saya senang, bahagia, senyum-senyum sendiri ketika membacanya hingga perasaan sedih, kecewa, haru, dan menangis. Cukup waktu 4 jam untuk membaca novel yang tebalnya hingga 214 halaman ini. Bahkan saya membaca ulang setiap kata dan kalimat yang membuat saya senang membacanya. Selipan-selipan sajak puisi membuat pembaca tak akan pernah bosan untuk terus membaca kisah percintaan Rafky dan Valent ini hingga selesai.
Halaman demi halaman pertama saya baca hingga saya menemukan satu bait kata-kata yang membuat rasa dalam dada hanyut kedalam cerita tersebut. Andrei membuat saya berpikir bahwa terkadang kebenaran membuat kita tersiksa.
Seperti dikejar bayang-bayang
Meski tak melakukan kesalahan apa-apa
Mengapa kebenaran justru membuat kita
selalu merasa tersiksa
Barangkali karena kebenaran telah lama terpenjara (Hlm 16)

Pada bagian ini padahal cerita belum dimulai, tetapi dengan alur yang maju-mundur Andrei sukses membuat pikiran dan perasaan saya berimajinasi dengan mudah dan bebas. Dalam novel ini,tokoh Rafky meminta kepada tokoh Aku (lelaki juga) untuk menceritakan kisah cintanya dengan tokoh Valent yang berawal dari liburannya di Bangkok.
Berlama-lama dengan novel ini membuat saya bahagia, Andrei sukses menggambarkan isi hati Rafky yang sedang jatuh cinta melalui kata-kata yang saya yakin tak banyak orang mampu menggambarkannya lewat baris-baris kata.
Senyum yang membuat Rafky terpesona. Terjerat. Sekaligus merasa teduh, untuk alasan yang tak ia mengerti.(Hlm 32)
Kisah cinta antara lelaki gagah dengan lelaki yang lembut ini memberikan sensasi tersendiri bagi saya. Aneh, lucu, tapi membuat hati haru. Pertalian antara lelaki gagah dan perkasa (Rafky) dengan lelaki gagah sekaligus lembut (Valent). Padahal kita semua mengetahui bahwa kisah cinta seperti ini telah banyak yang melakukannya, tetapi bukan itu, bukan karena saya pun menyukai sesama jenis tetapi lebih pada setiap baris-baris kata yang dipakai Andrei mampu menghipnotis pembaca untuk turut merasakan apa yang dirasakan oleh tokoh-tokoh dalam novel tersebut. Pada halaman 37 Andrei menggambarkan kondisi fisik Valent seperti ini,
Dari samping profil wajahnya demikian sempurna. Seperti lukisan hasil goresan maestro abad silam. Hidungnya yang mancung adalah tatahan pualam tak bercela. Dagunya landai menawan dan membentuk di bagian tengah, seperti samudra berpalung. Kelopak matanya menyerupai bulan sabit, saat terpejam pun mampu menyinari malam. Dihiasi bulu mata yang lentik, seperti derai cemara yang dibelai angin.
Ia bukan hanya tampan.
Ia cantik…
Ia bidadari yang mewarnai musim semi…. (Hlm 37).
            Saya merasakan hal yang membuat perasaan saya senang, ketika saya berimajinasi menjadi seorang Rafky yang mencintai Valent atau sebaliknya Valent yang juga mencintai Rafky. Mencintai seseorang terkadang membuat hati kita bahagia luar biasa, dan Andrei sukses membuat saya bahagia melalui penggambaran tokoh Rafky dan Valent yang saling mencintai ini. Tokoh Rafky yang bertemu dengan tokoh Valent dalam penerbangannya menuju Bangkok awalnya cuek dan sama sekali tidak peduli dengan Valent hingga ternyata sedikit demi sedikit mulai peduli. Satu hal yang saya garis bawahi,
Tak seorang pun menyadari. Jembatan perasaan dibangun di atas kata-kata. (Hlm 39).
Hal tersebut yang terkadang kita tak menyadarainya. Tak saya pungkiri bahwa ketika jatuh cinta, semua berawal dari kata-kata. Novel ini membuat saya seolah terbang pada tumpukan awan cinta, bahagia. Entahlah, mungkin ketika membaca novel ini saya sedang merasakan jatuh cinta pula. Judulnya jatuh cinta, bukan berarti saya mencintai sesama wanita.
            Kisah percintaan ini saya ikuti terus, saya baca terus tanpa saya potong sedikit pun. Pembaca seolah dibuat sah sah saja dengan kisah percintaan terlarang ini oleh Andrei, bahkan mungkin lebih indah dan penuh tantangan. Tak pernah ada yang menyadari bahwa akhirnya Rafky dan Valent malah berlibur seperti sepasang suami istri di Bangkok. Valent seperti seorang wanita yang mengikuti kemana pun kekasihnya pergi. Dari mulai pergi ke Ayutthaya (ibukota pertama Thailand), Thon Buri (kota asli Bangkok), Loy Krathong Festival, The Golden Mount hingga Grand Palace. Valent seperti lupa tujuan utama dirinya berlibur ke Bangkok itu untuk apa. Valent hanyut dan mengikuti arah hatinya bersama Rafky. Terlebih permainan kata yang dipakai oleh Andrei seperti tak rela jika mereka berdua terpisahkan,
Bukankah kita adalah angka genap. Tak mungkin menjadi bilangan ganjil, selama tidak dikurangi. Kita terhimpun dalam suatu bagian lengkap, jumlah tetap yang tak bisa dikali dan dibagi. (Hlm 61)
            Ketika tokoh Rafky menceritakan kepada tokoh Aku tentang kejadian pada suatu malam dengan tokoh Valent, tokoh Aku enggan untuk menuliskannya dalam sebuah cerita, tetapi ada sebuah kalimat yang saya sukai dalam dialog antara tokoh Rafky dengan tokoh Aku.
Jangan pernah menyembunyikan sejarah. Karena suatu hari, kebenaran akan terbongkar juga. (Hlm 79)
Dalam novel percintaan yang indah ini ternyata ada nilai sosial yang diajarkan. Tidak hanya sekedar kisah percintaan yang menguras emosi dan hati.
            Berbicara tentang kisah percintaan, tentunya tidak lepas pula dari kebimbangan yang terkadang datang menghampiri. Dalam novel Lelaki Terindah ini ada bagian yang menceritakan tokoh Rafky yang bimbang dengan apa yang sedang ia rasakan, terlebih ketika penyakit diabetes Valent kambuh. Seperti seorang lelaki yang mengkhawatirkan kesehatan wanita yang dicintainya. Dari sini lah kejadian yang tak terduga terjadi.
Rafky membiarkan ke mana pun jari Valent beranjak pergi. Menelusuri wajahnya, merayap ke telinganya, turun ke lehernya, membelai lengannya, meremas dadanya… (Hlm 82)
Rafky termangu seperti pengembara yang sesat. Hanya ada dua pilihan. Berjalan terus. Atau berhenti dan mati terbakar di gurun tandus. Dua tawaran yang sama-sama tidak memberikan harapan pasti. (Hlm 82)
Semuanya pun terjadi diluar kesadaran Rafky. Setelah sadar bahwa Rafky mencintai seorang lelaki, dia mengutuk dirinya sendiri. Memukul pintu kamar mandi sekeras-kerasnya. Seperti tak terima bahwa dirinya yang hampir sempurna itu menyukai sesame jenis. Tapi tak bisa dipungkiri bahwa Rafky memang jatuh cinta pada Valent. Dalam hal ini pun, saya seolah merasakan kebimbangan Rafky. Kebimbangan yang menuntut sebuah pilihan. Malam itu pun Rafky pergi meninggalkan Valent, membuat Valent terlena dan merana. Seolah kehidupannya hancur seperti hancurnya hati yang berkeping-keping.
            Namun dalam kebimbangannya, Rafky kembali lagi kepada Valent. Membawa rasa yang memang tak seharusnya dirasakannya kepada Valent. Lagi-lagi Andrei membuat pembaca seolah tak rela jika tokoh Rafky dan tokoh Valent berpisah.
            Tak hanya perasaan senang dan bahagia ketika membaca novel ini, mencapai puncak cerita perasaan saya mulai sedikit sedih. Sedih karena cinta Valent dan Rafky harus terpisah, tidak bisa menyatu. Tetapi di sisi lain pun saya merasakan kecewa jika saya berada dalam posisi seperti Rhea (kekasih Rafky) dan Kinan (kekasih Valent). Dalam hal ini, Andrei sukses sekali membuat pembaca merasa kecewa, galau, sedih, dan berbagai perasaan yang memang unik untuk dirasakan. Belum lagi kekecewaan yang sudah tentu dirasakan oleh orangtua Valent dan Rafky. Saya pun akan merasakan hal yang sangat-sangat kecewa jika berada di posisi mereka, tetapi saya pun tak rela jika cinta Rafky dan Valent tidak bersatu. Dalam bawah sadar saya merasa bahwa cinta yang terjalin antara Valent dan Rafky adalah cinta yang penuh perjuangan, penuh tantangan.
            Mendekati ending air mata saya sempat menetes, terlebih ketika Andrei menceritakan ke belakang tentang bagaimana sayangnya ibu Valent terhadap anaknya itu. Bagaimana ia seorang diri mengurus anak laki-laki yang satu-satunya itu. Akan tetapi Valent pun tak pernah meminta diciptakan menjadi seorang laki-laki lemah yang mencintai laki-laki pula. Semua keadaan ini memaksa air mata saya untuk tumpah. Cinta Valent tanpa alasan kepada Rafky,
“Aku mencintaimu, karena aku mencintaimu, Raf,” bisik Valent dengan mata berkaca-kaca. “Tak perlu alasan lain…” (Hlm 194)
            Semua berakhir dengan kekecewaan, kesedihan. Karena Valent menutup mata dengan batin yang tersiksa. Sekali lagi saya katakan bahwa novel ini mampu membuat perasaan pembaca berubah-ubah, seolah memainkan perasaan pembaca melalui kata-kata. Menghipnotis pembaca melalui kata-kata. Dengan kata seseorang mampu tertawa, dengan kata seseorang mampu menderita, dengan kata pula seseorang mampu menggambarkan cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar